Mengulik Uniknya Nama-nama Kuliner Khas Jakarta
Mengulik Uniknya Nama-nama Kuliner Khas Jakarta

Membahas kuliner Jakarta seakan nggak ada abisnya. Apalagi cerita unik mengenai pemberian namanya.

Sekarang Ibu Kota Jakarta udah menjadi kota metropolitan. Meski begitu, kota ini memiliki cerita-cerita unik mengenai kuliner khasnya. Kali ini kita akan membahas mengenai cerita penamaan dari kuliner tersebut.

Jakarta menyimpan banyak sekali cerita. Dari mulai pada masa penjajahan, hingga kini sudah merdeka, dan mendapat predikat sebagai kota yang nggak pernah tidur. Bukan tanpa alasan mendapatkan julukan tersebut, pasalnya kota ini selalu ramai selama 24 jam seakan nggak pernah tidur.

Di balik gemerlapnya Ibu Kota, ternyata jika ditarik mundur ke zaman dahulu, kota ini menyimpan cerita unik tentang penamaan-penamaan kuliner khasnya. Jika kemarin kita udah ngebahas kuliner khas Jakarta , kali ini kita membahas cerita di balik penamaannya.

1. Kue ape

Udah tau dong dengan kue ape? Ada yang menyebut sebagai “kue tetek” karena bentuknya. Ternyata dikasih nama kue ape karena dari cara bicara orang Jakarta.

Menurut kabar, nama kue ini berasal dari pertanyaan pembeli ke penjualnya. Ia menanyakan “ kue ape ni bang?” Yang bisa diartikan sebagai pertanyaan “kue apa ini bang?” Dijawab oleh si penjual “ ya kue ape,” jawabnya.

2. Bir pletok

Meski namanya bir, tapi yang satu ini nggak memabukkan. Karena minuman khas yang satu ini nggak mengandung alkohol seperti bir pada umumnya. Disebut bir karena minuman yang berasal dari secang ini sama-sama bisa membuat hangat tubuh.

Di masa penjajahan Belanda, orang Indonesia juga mau menikmati bir seperti orang Belanda. Dibuatlah minuman “bir” ini dengan warna yang sama seperti wine (anggur) seperti yang dinikmati oleh Belanda. Ditambahkan “pletok” karena ketika orang Belanda membuka champagne (yang dianggap bir) berbunyi pletok.

3. Gado-gado

Adalah kuliner khas Jakarta yang mirip dengan lotek (Jawa Barat) dan pecel (Jawa Timur). Berisi sayur-sayuran yang disiram dengan bumbu kacang. Yang membuat gado-gado berbeda dari lotek dan pecel adalah nggak menggunakan kencur di bumbu kacangnya.

Ada beberapa versi diberi penamaan gado-gado, yang pertama karena makannya itu nggak pakai nasi alias digado. Masuk akal karena gado-gado emang nggak dimakan dengan nasi, walaupun belakangan ini ada juga yang makan dengan nasi.

Kedua adalah berasal dari bahasa Portugis, gadu , yang berarti makanan mirip dengan pakan ternak yang dicampur-campur dan diaduk. Karena mengolah makanan ini memang dicampur dan diaduk.

4. Cantik manis

Kue cantik manis atau ada juga yang menyebut dengan cente manis adalah sebuah kuliner khas Jakarta yang juga merupakan jajanan pasar. Tekstur legit dengan rasa manis, yang dibungkus dengan plastik transparan.

Diberi nama cantik manis sesimpel karena tampilannya yang cantik dengan warna-wara “cantik”, kemudian rasanya yang manis. Jadilah namanya cantik manis.

5. Ketoprak

Meski masih menjadi perebutan asal ketoprak, banyak juga yang beranggapan kalo ketoprak ini berasal dari Betawi. Berisi ketupat, taoge, bihun, dan tahu goreng yang diberi bumbu kacang. Makin mantap disantap dengan kerupuk.

Lalu mengapa diberi nama ketoprak? Ternyata ketoprak merupakan singkatan dari ketupat taoge yang digeprak.

Lion Haloho