Makanan Wajib Ada Saat Imlek dan Arti di Baliknya
Makanan Wajib Ada Saat Imlek dan Arti di Baliknya

Hidangan bersantap mengandung pengharapan di tahun yang akan datang

Perayaan Imlek tinggal menghitung hari. Beberapa pusat perbelanjaan pun sudah ramai dengan ornamen-ornamen serba merah. Terutama kawasan Pecinan, Glodok, yang sudah ramai dipadati pengunjung mulai dari jam 7 pagi!

Tak hanya sekedar berbelanja ornamen, para pengunjung juga sudah mulai mengumpulkan bahan-bahan dapur yang akan diolah dan disantap bersama keluarga besar. Bersantap bersama keluarga merupakan sebuah tradisi turun temurun dan biasanya dilakukan sehari sebelum Imlek atau di hari Imlek.

Sajian yang disantap pun bukan hanya sekedar pemuas rasa lapar, namun setiap hidangannya memiliki arti pengharapan atau doa untuk di tahun yang akan datang. Berikut beberapa sajian yang wajib ada kala perayaan Imlek.

1. Yusheng

Yusheng kerap disebut juga sebagai Yee Sang, Yuu Sahng, Lo Hei, atau Prosperity Toss. Tradisi ini ramai dilakukan di beberapa negara, seperti Singapura, Malaysia, dan Indonesia.

Yee Sang merupakan salad dengan potongan ikan segar yang telah dimarinasi, dan kerap tersaji sebagai makanan pembuka. Dalam aksara Tionghoa, kata Yusheng memiliki pelafalan yang sama dengan arti meningkatnya kelimpahan.

Hal tersebut membuat sajian Yusheng dipercaya sebagai simbol pengharapan untuk mendapatkan kelimpahan rezeki bagi orang yang menyantapnya. Sebelum disantap, Yusheng diaduk beramai-ramai terlebih dahulu menggunakan sumpit. Menurut tradisi, mengaduknya harus diangkat tinggi-tinggi di atas piring. Semakin tinggi mengaduknya, semakin baik juga peruntungan di tahun berikutnya.

2. Siu Mie (Mie Panjang)

Dalam tradisi Tionghoa, mie memiliki arti panjang umur. Menyantap sajian mie kala Imlek juga mengandung makna harapan untuk umur panjang di tahun yang akan datang.

Selain disantap pada waktu Imlek, beberapa keluarga Tionghoa juga masih menerapkan tradisi bersantap mie pada saat merayakan hari ulang tahun dengan harapan yang sama.

3. Ayam/ Bebek, Ikan, dan Babi

Ketiga protein hewani ini kerap tersaji pada saat Imlek. Ayam/ bebek dipercaya sebagai simbol yang memiliki arti kesetiaan dan ketaatan. Hidangan ini biasanya disajikan secara utuh dengan harapan keluarga yang menyantapnya akan terus utuh dan bahagia.

Daging ikan memiliki dua arti, sisiknya disandingkan dengan ular yang memiliki sifat jahat, dan di sisi lain ikan juga dipercaya sebagai lambang rezeki dan kemakmuran.

Orang yang menyantap ketiga hewan ini dipercaya tidak akan memiliki sifat buruk dari masing-masing hewan, seperti ayam/bebek yang bersifat serakah, babi yang pemalas, dan sifat ikan yang disandingkan dengan ular yang jahat.

4. Kue Keranjang

Tentu sudah tak asing lagi dengan sajian manis legit yang satu ini. Kue Keranjang atau kerap dikenal dengan Nian Gao , memang hanya mudah dijumpai pada saat menjelang perayaan hari Imlek. Rasanya yang manis memiliki arti untuk mendapatkan kehidupan yang manis di tahun berikutnya. Bentuknya yang bulat dan teksturnya yang lengket, mengandung harapan agar keluarga terus bersatu dan semakin akrab di tahun mendatang.

Kue Keranjang biasanya disantap langsung, selain itu bisa juga digoreng dengan tepung terlebih dahulu atau dikukus hingga empuk dan dibalurkan dengan parutan kelapa yang sudah dikukus.

5. Lapis Legit

Sajian populer Indonesia dengan tampilan berlapis-lapis. Karena terdiri dari banyak lapisan, kue ini kerap tersaji pada saat Imlek. Menyantapnya memberikan arti untuk mendapatkan rezeki yang berlapis-lapis di tahun yang akan datang.

6. Manisan Segi Delapan

Sajian ini kerap dikenal sebagai “ tray of togetherness ” atau “ prosperity box ”. Angka delapan dipercaya sebagai angka keberuntungan dalam tradisi Tionghoa. Setiap sajian di dalamnya juga menggambarkan harapan atau doa untuk tahun berikutnya. Contohnya saja seperti manisan jeruk yang menjadi simbol kemakmuran, biji teratai bermakna kesuburan, dan manisan leci dengan makna kuatnya ikatan keluarga.

7. Jeruk

Menjelang Imlek, di toko-toko buah akan dibanjiri dengan kehadiran buah jeruk. Jeruk yang tersedia berjenis jeruk ponkam dan jeruk kim kit. Jeruk ponkam berukuran besar dengan permukaan kulit yang agak kasar. Sebaliknya jeruk kim kit berukuran kecil dan permukaan kulitnya lebih halus.

Dalam bahasa mandarin, jeruk memiliki pelafalan yang sama dengan kata keberuntungan. Sedangkan warna oranye memiliki pelafalan yang sama dengan kekayaan, sehingga menyantap jeruk berwarna oranye memberi makna keberuntungan dan kekayaan. Tak heran, selain dikonsumsi sendiri, jeruk kerap menjadi bingkisan untuk dibagikan pada teman atau keluarga.

8. Kuaci

Sajian camilan ini kerap tersaji pada saat bersantap bersama keluarga atau saat menjamu tamu ketika bertandang ke rumah. Kuaci menjadi simbol kesuburan atau sebuah harapan untuk mendapatkan ke turunan di tahun mendatang.

Helen Christianti