Serunya Perang Telur dan Tepung di Spanyol
Serunya Perang Telur dan Tepung di Spanyol

Serunya Perang Telur dan Tepung di Spanyol

Diceplok telur saat ulang tahun itu sudah biasa, tapi bagaimana jika jadi festival? Ratusan telur dilempar ke siapapun, riuhnya pasti berlipat ganda.

Ratusan telur dilempar ke siapapun dan dimanapun. Tak ada yang baper , malah lebih sering dilanjutkan dengan lemparan tepung. Orang-orang tertawa walau berlumuran seperti adonan tak jadi. itulah yang terjadi di Spanyol.

Selalu menjadi rumah bagi festival yang unik, seperti festival La Tomatina atau festival melempar tomat. Spanyol juga mengadakan festival Els Enfarinats yaitu festival berupa perang telur dan terigu.

Pada zaman sekarang anak muda sering melemparkan telur dan tepung terigu kepada teman yang sedang berulang tahun. Festival ini juga bisa disebut dengan Flour Fight festival alias festival perang tepung. Dalam festival ini, setiap peserta harus melemparkan telur dan terigu sebanyak-banyaknya.

Mungkin bagi beberapa orang, festival ini cukup aneh karena biasanya telur da tepung digunakan untuk mebuat aneka kue atau cake . Festival Els Endarinats bukan sekadar melempar telur dan tepung saja. Festival ini merupakan sebuah budaya dan memilki sejarahnya.

Festival Els Endarisnats diadakan setiap 28 Desember di kota Ibi, Alecante, Spanyol. Setiap tanggal tersebut, masyarakat spanyol akan berperang menggunakan telur dan tepung. Peserta dari perang ini haruslah laki-laki.

Festival ini sudah lama diadakan yaitu sudah ada sejak 200 tahun yang lalu. Festival melempar telur dn terigu ini dilakukan untuk memperingati Day of the Innocents atau memperingati kisah Alkitab tentang pembantaian orang tidak bersalah oleh Raja Herod. Meskipun tergolong festival tradisional namun festival ini telah dikenal oleh berbagai warga di dunia.

Setiap peserta yang mengikuti festival ini wajib mengenakan pakaian perang lengkap dengan atributnya seperti helm, kaca mata, masker atau penutup mulut layaknya orang yang sedang berperang. Menjelang festival ini dimulai, peserta berkumpul di balai kota dengan membawa senjata telur dan tepung. Selain itu ada juga yang membawa alat pemadam kebakaran. Benda yang dilarang untuk dibawa pada festival ini adalah senjata tajam.

Tidak hanya sekedar melempar telur dan tepung, festival ini ada aturannya. Terdapat 2 kubu pada pertempuran ini, yaitu kelompok Els Enfarinats dan La Oposicio. Kelompok Els Enfarinats merupakan kelompok yang mencoba mengambil alih kota, sedangkan kelompok La Oposicio yang berusaha memulihkan ketertiban kota.

Pada akhir festival seluruh peserta pasti akan terkena telur dan tepung akan tetapi festival ini cukup aman dilakukan karena mereka memakai pelindung mata dan mulut. Di akhir perang, kubu Els Enfarinats dan La Oposicio akan berdamai dan berfoto bersama di tangga balai kota dengan tubuh yang dipenuhi tepung.

Wuah kalau lempar telur mungkin kurang cocok di Indonesia. Endeusiast bisa lempar ide apa ni, festival lempar makanan di Indonesia?!

Endeustorial

Ikuti Instagram