Benarkah Mengonsumsi MSG Bikin Lemot dan Bodoh?
Benarkah Mengonsumsi MSG Bikin Lemot dan Bodoh?

Tidak dapat dipungkiri bahwa berbagai macam penyakit bersumber dari apa yang kita makan dan minum.

Tidak dapat dipungkiri bahwa berbagai macam penyakit bersumber dari apa yang kita makan dan minum.

" Jangan pernah menyalahkan apa yang kita konsumsi, tapi tanyakanlah kenapa kita mengonsumsinya padahal kita tahu bahwa itu salah? "

Pernah enggak sih kita menyalahkan makanan atau minuman yang kita konsumsi atas sakit yang kita alami? Memang tidak dapat dipungkiri bahwa berbagai macam penyakit bersumber dari apa yang kita makan dan minum. Sering kali penyakit tersebut muncul akibat kesalahan dalam memilih dan memilah makanan atau minuman yang akan kita konsumsi.

Namun jika kita menyalahkan makanan atau minumannya, tentu ini sesuatu hal yang kurang tepat. Pasalnya, yang memilih makanan tersebut adalah kita sendiri. Seharusnya, kitalah yang perlu berintrospeksi agar lebih aware terhadap makanan dan minuman yang baik bagi kesehatan.

Di zaman ini, pastinya Geng Sehat sudah menyaksikan dengan fenomena micin yang kian hari kian populer. Mulai dari pembuatan meme yang disangkut pautkan dengan kids zaman now, hingga munculnya istilah generasi micin. Saya yakin kita pun bertanya-tanya, apakah benar micin sangat berbahaya bagi tubuh?

Menurut Wikipedia , micin, yang dalam bahasa ilmiah disebut sebagai Mononatrium glutamat atau Monosodium glutamat (MSG), merupakan garam natrium dari asam glutamat yang merupakan salah satu asam amino nonesensial paling berlimpah yang terbentuk secara alami.

Micin adalah penyedap rasa yang banyak digunakan dalam makanan sehari-hari. Micin sendiri ditemukan oleh profesor kimia Universitas Tokyo bernama Kikunae Ikeda pada tahun 1908. Micin pertama kali didapatkan dari sari rumput laut, yang banyak digunakan sebagai bahan di masakan tradisional Jepang .

Micin memberi rasa yang disebut orang Jepang sebagai rasa umami, yaitu rasa lezat seperti ketika memakan rumput laut. Dengan menambahkan micin ke makanan, maka akan menjadikan makanan terasa lebih lezat. Produsen makanan industri memasarkan dan menggunakan micin (MSG) sebagai penguat cita rasa, karena zat ini mampu menyeimbangkan, menyatukan, dan menyempurnakan persepsi total rasa lainnya.

Di Indonesia sendiri, terutama di kalangan remaja, micin diindentikan sebagai bahan penyedap makanan yang dapat menyebabkan lemah otak (lemot) dan bodoh. Ketika seseorang mengonsumsi micin, terkadang dapat mengalami reaksi seperti sakit kepala, berkeringat, sesak napas , mati rasa, kesemutan, detak jantung yang tidak teratur dan kencang, sakit dada, hingga mual. Reaksi ini disebut sindrom MSG atau sindrom rumah makan Cina, karena di Amerika banyak dijumpai pada orang yang sering makan di rumah makan Cina.

Namun, para peneliti tidak menemukan bukti pasti adanya hubungan antara MSG dengan gejala-gejala ini. Peneliti berkesimpulan orang mungkin memiliki reaksi jangka pendek terhadap MSG. Gejalanya biasanya ringan dan tidak memerlukan pengobatan. Satu-satunya cara untuk mencegah reaksi adalah dengan menghindari makanan yang mengandung MSG.

Meskipun begitu, penggunaan micin (MSG) yang terlalu banyak pada makanan tentu akan membawa dampak buruk bagi kesehatan kita. Biasanya makanan-makanan yang mengandung banyak micin antara lain makanan fast food, junk food, dan frozen food.

Frozen Food: Makanan beku memang enak disantap, namun bahan-bahan yang digunakan mungkin tak pernah Kamu bayangkan. Beberapa waktu lalu, chicken nugget terbukti hanya 50 persen saja kandungan dagingnya. Sisanya adalah bahan tambahan, bahkan tulang. Dan yang pasti, makanan ini tak terlepas dari kandungan MSG.

Fast Food dan Junk Food: Tidak beda jauh dari frozen food, junk food adalah salah satu makanan yang mengandung MSG dan garam tinggi. Itulah yang membuat makanan ini jadi salah satu makanan yang paling bikin ketagihan di dunia. Namun, makanan ini juga bisa menjadi makanan yang mengancam kesehatan. Menurut Vemale.com , salah satu makanan masa kecil yang hits dan mengandung MSG adalah keripik lidi dan makaroni.

Maka dari itu, penggunaan micin juga harus diatur agar tidak berlebihan ya, Gengs. Mengingat jika makanan yang kita konsumsi tidak ada penyedap rasanya, pasti rasanya kurang pas, ya. Hehehe. Semoga bermanfaat.

*artikel ini merupakan kerjasama Endeus.TV dan GueSehat.com. Klik link untuk menuju artikel asli

Endeustorial

Ikuti Instagram