5 Tips Memilih Tempat Bisnis di Pasar
5 Tips Memilih Tempat Bisnis di Pasar

Memulai bisnis dengan nebeng di kios orang

Pasar tradisional dan modern selalu hidup dan ramai dikunjungi orang. Salah satu pertimbangan utama saat ingin memulai usaha. Hanya saja kios dan lapak pasar pasti sudah penuh dan umumnya tidak diperbolehkan untuk diperjualbelikan. Salah satu siasat yang bisa kita lakukan adalah nebeng di kios atau lapak yang telah dibuka. Dalam artian kita tidak menyewa penuh kios atau lapak, tapi hanya menyewa sebagian tempatnya. Bagaimana kita bisa menilai bahwa kios atau lapak akan menguntungkan? Berikut tips memilih tempat bisnis di pasar.

1. Cek Regulasi di Pengelola Pasar

Pengelola pasar bertanggung jawab untuk menjaga ketertiban dan regulasi operasional pasar. Untuk pasar modern dipegang oleh pihak developer swasta, sementara untuk pasar tradisional dipegang oleh pemerintah setempat. Biasanya menyangkut lapak, air, listrik, dan juga parkir bagi penyewa. Tanyakan regulasinya dahulu apakah diperbolehkan melakukan usaha di area sekitar kios. Karena terkadang pedagang yang ada di kios belum tentu pemilik kios atau penyewa kedua. Biasanya pengelola juga menyediakan informasi harga lapak atau lahan yang bisa digunakan.

2. Cek Interaksi Pedagang

Pedagang pasti sopan atau menyenangkan di depan konsumennya, namun apakah sama terhadap karyawannya. Ini membutuhkan waktu pengamatan yang cukup lama. Pastikan orang yang ingin kita sewa sebagian lapaknya baik kepada karyawannya. Bagaimanapun juga kita akan lebih nyaman bekerja dengan orang yang menyenangkan. Tidak selalu pedagang bersuara lantang ‘jahat’ kepada karyawannya.

3. Cek Kebersihan Area

Perhatikan gaya pedagang menjaga kebersihan area kerjanya. Apakah sesuai dengan usaha yang akan kita kelola nanti. Jangan terlalu dekat dengan area pembuangan sampah, atau bahan yang banyak mengundang lalat. Jangan sampai pembeli yang datang malah merasa terganggu dan berubah pikiran untuk membeli produk kita atau produk pemilik lapak.

4. Produk yang dijual

Bila ‘nebeng’ jualan jangan sampai produk yang kita jual ‘ head to head’ dengan jualan pemilik lapak. Misalnya bila kita nebeng di kios makanan, kita jual minuman yang tidak tersedia oleh penjual seperti jamu kekinian. Komunikasikan dengan lengkap kepada pemilik lapak apa yang ingin dijual, dan bawa icip-icipnya.

5. Mudah Dipercaya

Pedagang suka dengan orang yang bisa memegang omongan, posisikan kita sebagai rekan yang bisa dipercaya dan tak berbelit. Pastikan kapan bisa mulai berdagang, dan berapa biaya yang kita sanggup bayar. Pembayaran lapak juga disesuaikan dengan besar batas modal awal. Jelaskan saja sejujurnya berapa kita sanggup, dan kalau bisa ada masa percobaan. Gunakan masa percobaan untuk membangun ‘koalisi’ ke pedagang sekitar. Agar mereka secara tidak langsung mempromosikan dagangan kita.

Theofilia Viyoshi

introvert who avocado with palm sugar junky

Ikuti Instagram